Jatuh cinta itu bahagia. Hanya jatuh cinta, tanpa keinginan untuk memiliki dan bersama. Aku lebih memilih jatuh cinta selamanya. Hanya jatuh cinta saja, tanpa memiliki. Sebab memiliki akan menemui titik yang disebut kehilangan. Aku tidak takut memiliki, aku hanya takut untuk kehilangan. Walaupun terkadang, kehilangan juga terjadi pada mereka yang bahkan tidak pernah memiliki. Maka aku lebih memilih jatuh cinta selamanya. Aku suka saat jatuh cinta, mencuri pandang, tersenyum, lalu merasakan letupan-letupan kecil dalam dada. Aku sebut itu rasa bahagia. Sangat sederhana.
Aku suka jatuh cinta. Jatuh cinta tidak pernah dilarang. Jatuh cinta selalu legal bagi siapapun, kepada siapapun. Jatuh cinta selalu manis. Siapa bilang jatuh cinta itu pahit? Mereka yang merasakan pahit adalah mereka yang jatuh cinta dan ingin memiliki, menggantung harapan, menginginkannya untuk terbang dan sampai. Lalu mereka tersadar bahwa harapan itu telah lama tergantung, tak ada yang menyentuhnya. Lantas mereka menelan kepahitan dari harapan tak tercapai itu. Mereka jatuh cinta dan ingin memiliki. Sedang aku jatuh cinta saja. Aku tidak mengusik siapapun. Aku diam, jatuh cinta sendirian, bahagia sendirian, dan aku yakin aku tidak akan menangis sebab aku hanya jatuh cinta. Tanpa ingin memiliki.
Cinta, jatuh cinta itu bahagia. Jatuh cinta saja. Maka hari ini aku putuskan bahwa aku ingin jatuh cinta. Kamu cukup membantu aku menemukan alasan lagi untuk bahagia karena jatuh cinta. Mereka bilang aku berpura-pura. Mereka bilang aku belum bisa berpindah hati. Lalu aku berpura-pura jatuh cinta. Mereka bilang aku berbohong pada diriku sendiri tentang perasaan yang entah apa bentuknya. Tapi aku tidak. Mungkin sedikit pura-pura. Tapi tidak. Baiklah, awalnya memang aku berpura-pura jatuh cinta agar dengan mudah dapat kulupakan masa lalu. Tapi... entahlah. Aku ingin terus jatuh cinta, dengan siapapun itu. Aku tidak tahu ini pura-pura atau nyata. Aku hanya ingin jatuh cinta. Dengan siapapun. Mungkin kamu.
Iya, kamu saja. Saat ini aku ingin jatuh cinta dengan kamu.
Kusimpan senyumku dan senyummu dalam satu bingkai.Tidak terpisah. Sebab yang kutahu keduanya sempat memiliki alasan masing-masing untuk terkembang.