Aku hampir lelah mencari-cari cara untuk membuat aku memimpikan seseorang malam ini. Rindu sekali, ingin melihat wajahnya, lalu mengobrol tentang teman-temannya dan tentang teman-temanku. Kemudian mempertanyakan mata kuliah geodesi satelit yang aneh, berdebat tentang sepak bola Indonesia, membahas surat perjanjian jual beli tanah, dan lalu kami akan sama-sama bingung memilih soto ayam atau bakso untuk makan siang.
Aku akan selalu memutar skenario itu berulang-ulang dalam pikiranku sambil memejamkan mata, sesaat sebelum terlelap. Hanya itu. Aku hanya ingin bermimpi mengenai hal itu, kenangan terakhir bersama Bapak.
*
Aku sudah tahu akhirnya kami memilih soto ayam, dan es teh manis ditambah air mineral. Lalu setelah makan aku terpana memandangi mangkuk Bapak yang bersih sementara aku menyisakan daun bawang yang bau.
*
Bapak bangun pagi untuk mengantarkan aku ke rumah sakit demi mendapatkan surat keterangan sehat dan surat bebas narkoba. Bapak tidak pulang, Bapak mengikutiku ke ruang tunggu pendaftaran. Bapak menunggu nomor antreanku dipanggil. Bapak menungguku cek kesehatan. Bapak menungguku mengisi soal tes kejiwaan. Bapak menungguku tes urine. Bapak menungguku sambil mengantuk dan tertidur. Bapak masih menungguku melakukan pembayaran. Bapak terus menungguku mengambil surat keterangan, menggandakan, dan melakukan legalisir.
Saat pulang Bapak masih saja mau menungguku memotong rantai jam tanganku yang kepanjangan.
*
Bapak memang suka sekali menungguku.
*
Skenario mimpiku sudah selesai, tapi Bapak belum juga berkunjung hingga saat ini.
Untuk yang satu ini, aku harus sabar menunggu seperti Bapak.